Stania-info.com - Pada artikel ini kami akan membahas sedikit lebih dalam mengenai kualitas pendidikan Indonesia di mata dunia, yang tentunya sebagian besar masyarakat Indonesia seakan tidak memperdulikan hal penting ini
Mari kita kupas tuntas dari awal Indonesia pertama kali mengikuti tes yang bernama PISA di mulai sejak tahun 2.000 dan terakhir kali di ikuti Indonesia pada tahun 2018, dan setelah OECD selaku penyelenggara PISA mempublikasikan hasil tes tersebut ke media, hasilnya sangat mencengangkan yang mana skor hasil tes PISA Indonesia merupakan salah satu yang paling rendah di banding Negara-Negara lain
Untuk menentuka Skor PISA, OECD selaku penelenggara menetapkan 3 aspek utama yang menentukan total dari hasil tes PISA tersebut, yaitu Membaca, Matematika dan ke tiga Sains, dari ketiga hasil tes tersebut Indonesia mendapatkan total skor yang sangat rendah yakni berada pada urutan ke 70 dari 78 Negara peserta yang mengikuti tes tersebut
Skor total PISA terakhir yang di ikuti oleh Indonesia sangat menurun di banding dengan tes PISA sebelumnya, dan hal ini sangat penting untuk dapat di pahami oleh pemerintah Indonesia di dalam penerapan system pendidikan yang jauh lebih baik lagi guna menciptakan SDM yang berkualitas di kemudian hari
Dari hasil tes tersebut pasti menimbulkan banyak pertanyaan dari berbagai kalangan seperti misalnya, Apa penyebab utama yang menjadikan tes PISA Indonesia begitu rendah?, Apakah system pendidikan di Negara ini bermasalah? dan Jika terus seperti ini apa yang akan terjadi dengan Indonesia di masa mendatang? terus langkah apa yang harus kita lakukan agar pendidikan di Indonesia bisa meningkat?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, mari simak artikel ini hingga akhir agar tidak menimbulkan kesalah pahaman, sekarang mari kita kupas dulu apa sih itu PISA?
PISA
Sejak beberapa dekade ke belakang, beberapa Negara mulai memperhatikan pentingnya pendidikan di Negara mereka masing-masing, memang sudah sejak dulu sering di lakukan Evaluasi pendidikan terhadap penerus bangsa masing-masing Negara, namun begitu OECD saat itu memiliki pandangan yang jauh berbeda dengan Evaluasi yang di lakukan seperti biasanya
Tes PISA tidak berusaha untuk mengetes pencapaian seorang siswa lewat hal-hal yang mereka hapal dan ingat saja, tapi lebih ke siapnya seorang siswa untuk menjalani kehidupan di masa mendatang, karena penyelengaara PISA menyadari dengan hanya menghapal dan mengingat tidak akan cukup untuk seorang siswa bisa menjalani kehidupan, ada tiga hal yang mestinya lebih di tekankan di dalam proses penerapan system pendidikan
Kita harus bertanya, ketika semua pekerjaan sudah mulai beralih ke system otomatis yang di kerjakan oleh robot yang di tanamkan AI di dalamnya, apakah siswa dan siswi ini bisa menghadapi tantangan di masa depan?
Setelah siswa dan siswi ini lulus, apakah mereka bisa melakukan analisys dan penalaran logika yang baik? karena ini adalah fundamental, jika logika mereka tidak cukup baik maka kemungknan besar pelajaran yang mereka dapatkan tidak bisa mereka terima dan terapkan dengan baik pula
Dan yang terakhir, apakah setelah mereka lulus apakah mereka memiliki atau bisa mendapatkan kapasitas untuk belajar terus menerus selama masa hidup mereka?
dari 3 poin tersebut, maka PISA menyimpulkan ada 3 Aspek penting yang akan di ukur oleh tes PISA yaitu seperti yang telah kami sebutkan di atas yaitu :
- Membaca
Pentingnya membaca pelajaran yang di berikan, dengan lebih banyak intensitas seorangg siswa dalam membaca maka mereka tidak hanya akan menghapal dan mengingat saja, namun akan memperbesar peluang untuk mereka bisa menerapkannya di kehirupan mendatang
- Matematika
Dengan Matematika, di harapkan setiap siswa bisa mengasah logikanya dengan sangat baik sehingga mampu untuk menganalisa segala sesuatu yang kelak akan mereka hadapi di masa mendatang
- Sains
Scientific lteracy untuk memproses hal-hal baru yang terus muncul di jaman yang sedang pesat berkembang ini, setidaknya mereka paham dan mengerti hal baru tersebut walaupun tidak menerapkannya di dalam kehidupan mereka
Saat PISA pertama kali di bentuk, mereka sudah di hadapkan dengan beberapa masalah, yakni sudah banyaknya pelajar yang lulus dan siap untuk bekerja namun menjadi pengangguran di Negara mereka masing-masing
Hal ini di sebabkan dengan system pendidikan yang tidak tepat untuk di berikan kepada mereka, sehingga banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga namun sangat sulit untuk mencari kriteria yang cocok untuk posisi atau job yang mereka butuhkan
Maka dari itu pihak OECD selaku penyelenggara PISA terus melakukan evaluasi guna meningkatkan SDM yang berkualitas dan bermanfaat di masyarakat dan Negara mereka masing-masing
Kesimpulan:
Agar kualitas pendidikan Indonesia bisa terus meningkat dan menciptakan SDM yang jauh lebih berkualitas, maka sangat penting untuk pihak pemerintah selaku penyelenggara agar memperhatikan dan melakukan evaluasi dini di dalam penerapan system pendidikan saat ini
Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda, jangan lupa tinggalkan komentar dan saran yang membangun untuk kami
Terimakasih.
Penulis : Rangga saputra
Editor : Ardy Stania
Share:
Oke juga
ReplyDelete