Mengungkap Misteri "Asap" Pesawat: Jejak Kondensasi (Contrails) yang Menghiasi Langit
![]() |
sumber gambar : kinemaster |
Stania-info - Mungkin dulu kamu pernah mendengar teori yang mengatakan bahwa jejak putih dari pesawat tersebut adalah bahan kimia yang dapat membuat kita sakit. Tetapi, kenyataannya tidak seperti itu.
Garis putih panjang membentang laksana goresan kapur raksasa? Jejak yang sering disalahartikan sebagai "asap" atau bahkan "jejak kimia" misterius ini sebenarnya adalah fenomena ilmiah yang dikenal sebagai condensation trail atau contrails. Jauh dari teori konspirasi, contrails adalah produk sampingan yang dapat diprediksi dari mesin jet pesawat yang terbang di ketinggian tertentu.
Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk contrails, mulai dari proses pembentukannya yang menakjubkan, dampaknya bagi lingkungan, hingga meluruskan mitos populer yang menyelimutinya.
![]() |
Promo daster murah(klik disini) |
Bagaimana Contrails Terbentuk? Sebuah Pertunjukan Fisika di Ketinggian
Contrails terbentuk melalui proses yang mirip dengan cara kita melihat embusan napas di hari yang dingin. Udara di ketinggian jelajah pesawat (sekitar 8-13 kilometer di atas permukaan bumi) sangat dingin, dengan suhu bisa mencapai di bawah -40° Celcius, dan memiliki tekanan udara yang rendah.
Mesin jet pesawat mengeluarkan uap air panas dan partikel-partikel kecil (aerosol) sebagai sisa pembakaran bahan bakar. Ketika uap air panas dan aerosol ini bertemu dengan udara yang sangat dingin, uap air tersebut dengan cepat mengalami kondensasi dan kemudian membeku, membentuk jutaan kristal es kecil. Kumpulan kristal es inilah yang kita lihat dari darat sebagai garis putih di langit.
Keberadaan dan ketahanan sebuah contrail sangat bergantung pada kondisi atmosfer, terutama tingkat kelembapan.
- Contrails Berumur Pendek: Jika udara di ketinggian tersebut kering, kristal es akan dengan cepat menyublim (berubah dari padat menjadi gas) dan menghilang, hanya meninggalkan jejak pendek di belakang pesawat.
- Contrails Persisten: Namun, jika udara sangat lembap, kristal es tidak hanya bertahan lebih lama tetapi juga dapat menyebar, menciptakan awan tipis yang dikenal sebagai contrail-cirrus. Awan buatan manusia ini bisa bertahan selama berjam-jam dan menyebar hingga beberapa kilometer lebarnya.
Dampak Lingkungan: Dua Sisi Mata Uang Contrails
Meskipun terlihat indah, contrails, terutama yang persisten, memiliki dampak signifikan terhadap iklim bumi. Para ilmuwan menemukan bahwa awan contrail-cirrus ini berkontribusi terhadap pemanasan global.
Pada siang hari, awan tipis ini memang memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke angkasa (efek pendinginan). Namun, efek pemanasannya jauh lebih besar. Contrails memerangkap panas (radiasi inframerah) yang dipancarkan dari permukaan bumi, mencegahnya lepas ke luar angkasa. Efek "selimut" ini serupa dengan cara kerja gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2).
Semoga bermanfa'at.(stafo)